Misteri Cinta: How to Falling in Love with Standing for Love?

Anu'ma Syifaus Safa'ah
2 min readOct 17, 2023

--

Pekan kemarin, saya menghadiri Ngaji Filsafat bersama Dr. Fahrudin Faiz pada sebuah acara literasi yang diadakan oleh Festival Kebudayaan Yogyakarta x Jogja Book Fair di halaman Depo DBAD Yogyakarta. Saya datang bersama teman saya — yang sedikit banyak tahu mengenai keresahan saya belakangan ini. Sudah sejak lama saya mengagumi pak Faiz dan baru kali ini saya berkesempatan untuk bertemu dengan beliau.

Kurang lebih saya akan rangkum beberapa materi beliau di sini.

Jatuh cinta itu komponennya dua: passion (rasa) dan komitmen. Rasa وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ (batin yang bergetar) dan komitmen (kesediaan untuk melakukan sesuatu, berjuang untuk melakuan sesuatu). Jadikan cinta itu modal untuk melakukan aktivitas baik atas dasar cinta, bagaimana dari falling in love menjadi standing for love.

Kalau sudah jatuh cinta, sulit sekali menolaknya. Kita tidak bisa pura-pura. Namun, jangan berhenti di falling in love, kalau sudah muncul rasa bersyukurlah, tapi bagaimana kita standing for love (menjalankan cinta yang sudah ada).

Kuncinya standing for love ada 4 menurut Eric From dalam buku To Have or To Be, yakni knowledge, respect, care, dan responsibility.

  1. Knowledge (Pengetahuan). Orang mencintai dituntut untuk tahu banyak tentang apa atau siapa yang dicintai, selalu ingin tahu. Kesibukan orang jatuh cinta itu ihwal yang ia cintai. Lawannya dari sikap ini yakni cuek/tidak peduli. Kalau cinta kok masih banyak syaratnya biasanya belum cinta, dia masih ingin untung sesuai keinginannya.
  2. Respect (Menghargai). Apapun situasinya, hidupkan cintamu dengan cara terhormat. Kok ada maksiat, dosa di sana, kok ada kerusakan di sana, itu berarti tidak menghormati cintanya sendiri. Muliakan cintamu dengan perilaku-perilaku yang mulia.
  3. Care (Peduli). Tidak sekadar mengalir saja. Kalau ada hal-hal yang mengacaukan, harus peduli jangan diam saja, karena hidup cinta kita bersama.
  4. Responsible (Tanggung Jawab). Apapun yang terjadi berjalan saya ikut tanggung jawab.

Kita tidak bisa merancang jatuh cinta dengan siapa, kalau diatur nanti namanya bukan cinta. Rasa suka bisa ditumbuhkan dengan mencari alasan, namanya rasa sifatnya serba misteri.

“Kalau kamu mencintai yang baik-baik, bukankah yang Maha Baik itu Allah?” — Imam Al Ghazali.

Tidak menjamin ketemu alasan untuk mencintai, begitu saja cinta langsung tumbuh. Orang jatuh cinta ketika marah dan kecewa itu karena dia, bukan karena pamrih. Bukan karena keinginannya tidak terpenuhi. Tapi tidak rela kalau seseorang yang dicintai melakukan hal yang salah.

Passion (rasa) ada durasinya, kalau komitmen itu bisa diperbarui.

Rasa akan mulai susut dalam rentang waktu 2–4 tahun. Jika kehilangan komitmen maka bubar. Jika hanya mengandalkan rasa maka akan bosan. Jadi, penjaga gawangnya adalah komitmen.

— yang membuat kecewa bukan karena kita gagal, tapi karena kita belum mengerahkan semuanya.

--

--

No responses yet